More
    HomeKesehatanWujudkan Indonesia Emas, Gizi Anak Mesti Diperhatikan

    Wujudkan Indonesia Emas, Gizi Anak Mesti Diperhatikan

    Published on

    spot_img


    Ilustrasi anak-anak menjalankan program makan bergizi gratis. Medcom.id/Triawati

    Jakarta: Semua pihak diminta untuk fokus dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Salah satu upaya yang penting adalah memastikan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia unggul.

    Dokter spesialis anak, Kurniawan Satria Denta, mengingatkan bahwa peningkatan kualitas SDM juga perlu diimbangi dengan perhatian terhadap gizi. Misalnya, dengan memastikan asupan zat besi pada anak, karena zat tersebut berperan penting dalam pembentukan hemoglobin untuk mengangkut oksigen dalam darah.

    “Oksigen tersebut akan bersirkulasi ke seluruh tubuh anak sebagai salah satu sumber energi. Anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang membutuhkan banyak energi dan oksigen,” kata Denta dalam keterangan tertulis pada Selasa, 29 April 2025.

    Sumber untuk memenuhi kebutuhan zat besi, menurut dia, dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran seperti bayam atau brokoli. Namun, sayuran saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada anak. Sebagai contoh, brokoli hanya mengandung 0,7 mg zat besi per 100 gram.

    Padahal, kebutuhan zat besi pada anak sangat besar. Untuk anak usia 1-3 tahun, kebutuhan zat besi mencapai 7 mg per hari. Sementara itu, rata-rata anak hanya mengonsumsi 100-200 gram brokoli dalam sekali makan.

    Menurut dia, diperlukan asupan lain untuk memenuhi kebutuhan zat besi tersebut. Salah satunya adalah melalui makanan yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan.

    “Beberapa produk susu pertumbuhan telah difortifikasi dengan zat besi. Ini dapat membantu melengkapi asupan harian anak,” ujar dr. Denta.

    Biasanya, zat besi dalam susu pertumbuhan berada pada kisaran 1,5-2 mg per 200 ml sesuai takaran saji, atau sekitar 15-30% dari kebutuhan harian. Artinya, susu pertumbuhan dapat mencukupi 15% kebutuhan zat besi sehari-hari pada anak.

    Dengan demikian, konsumsi satu gelas susu sesuai takaran saji dapat memenuhi 30% kebutuhan zat besi pada anak usia 1-3 tahun. Dia menekankan bahwa meskipun susu yang difortifikasi dapat membantu, sumber utama zat besi sebaiknya tetap berasal dari makanan sehari-hari.

    “Pemenuhan zat besi dari susu tidak bisa berdiri sendiri. Harus tetap diimbangi dengan makanan kaya zat besi, baik dari sumber hewani seperti daging merah, hati ayam, dan hati sapi, maupun dari sumber nabati seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan,” ungkap dr. Denta.

    Latest articles

    Bedah Editorial MI: Rumah Sakit Asing Bukan Ancaman

    Pembukaan kesempatan bagi rumah sakit asing untuk beroperasi di...

    Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai

    Berita Online – Berita duka menyelimuti industri musik dangdut Indonesia. Penyanyi legendaris Yunita...

    Apa Itu Chronic Venous Insufficiency? Penyakit yang Diderita Donald Trump

    Presiden AS, Donald Trump, terlihat di hotel Hyatt Regency pada 13 November 2024....

    BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN

    Berita Online – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menegaskan bahwa tidak...

    More like this

    Bedah Editorial MI: Rumah Sakit Asing Bukan Ancaman

    Pembukaan kesempatan bagi rumah sakit asing untuk beroperasi di...

    Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai

    Berita Online – Berita duka menyelimuti industri musik dangdut Indonesia. Penyanyi legendaris Yunita...

    Apa Itu Chronic Venous Insufficiency? Penyakit yang Diderita Donald Trump

    Presiden AS, Donald Trump, terlihat di hotel Hyatt Regency pada 13 November 2024....
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus