Berita Online – Fenomena pernikahan di usia muda masih sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Meski pemerintah telah menetapkan batasan usia minimal untuk menikah, praktik pernikahan di kalangan remaja terus berlangsung dengan berbagai alasan, mulai dari faktor sosial, budaya, hingga ekonomi.
Namun, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa pernikahan di usia dini dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan reproduksi perempuan.
Menurut dr. Indra Adi Susianto, MSi.Med., Sp.OG, yang dihubungi Berita Online pada Jumat (30/5/2025), kehamilan di usia remaja merupakan kondisi yang rentan karena organ tubuh belum sepenuhnya siap untuk mengandung dan melahirkan anak.
Baca juga: Konsumsi Nanas Saat Hamil Sebabkan Keguguran: Mitos atau Fakta?
Organ reproduksi remaja belum siap untuk kehamilan
Kehamilan di usia remaja, khususnya di bawah 18 tahun, dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan.
“Tubuh remaja masih dalam tahap pertumbuhan, dan sistem kardiovaskular mereka mungkin belum sepenuhnya mampu menanggung beban kehamilan,” jelas Indra.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi selama kehamilan yang dapat berkembang menjadi kejang (eklamsia) atau gangguan pada organ tubuh lainnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa remaja yang hamil lebih berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Dalam beberapa kasus, risiko kematian janin juga meningkat secara signifikan. Hal ini terjadi karena kondisi fisik remaja yang belum matang secara biologis untuk menjalani proses kehamilan dan persalinan.
Baca juga: Mitos Kehamilan: Bentuk Perut Tidak Menentukan Jenis Kelamin Janin
Dampak jangka panjang kehamilan usia remaja
Dampak kehamilan dini tidak hanya dirasakan selama masa kehamilan, tetapi juga dapat memberikan pengaruh jangka panjang pada kesehatan fisik dan mental remaja.
“Remaja hamil cenderung mengalami kekurangan gizi, infeksi organ kandungan, serta komplikasi lainnya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, aspek psikologis juga turut terdampak. Remaja yang menjalani kehamilan bisa mengalami tekanan mental yang berat, seperti depresi.
Dalam beberapa kasus, hal ini dapat berujung pada perilaku berisiko, termasuk kecenderungan untuk menggunakan narkoba dan alkohol sebagai cara untuk melarikan diri dari stres.
Pernikahan dan kehamilan di usia remaja bukanlah masalah sepele. Selain berisiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan bayi, dampaknya bisa berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup perempuan di masa depan.
Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi serta perlindungan terhadap anak-anak dari praktik pernikahan dini menjadi hal yang sangat penting untuk terus digalakkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.