Berita Online – Industri hiburan Tanah Air berduka atas meninggalnya salah satu penyanyi legendaris, Titiek Puspa, pada Kamis (10/4/2025).
Artis yang memulai kariernya melalui grup operet pada era 1950-an ini tutup usia akibat pendarahan otak.
Sebelumnya, pada Rabu (24/3/2025), Titiek Puspa dilaporkan mengalami pecah pembuluh darah hingga pingsan setelah selesai syuting.
Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Medistra, hasil pemeriksaan medis mengungkapkan bahwa penyanyi “Kupu-kupu Malam” tersebut mengalami pendarahan di otak.
Petty Tunjungsari, anak pertama almarhumah, mengungkapkan bahwa kondisi Titiek Puspa masih terlihat normal dua hari sebelum kejadian tersebut.
Dari kabar meninggalnya Titiek Puspa, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait pendarahan otak, termasuk penyebab dan gejalanya.
Baca juga: Belajar dari Titiek Puspa: Kenali Bahaya Pendarahan Otak dan Pencegahannya
Apa itu pendarahan otak?
Pendarahan otak merupakan kondisi gawat darurat medis yang dapat menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.
Pendarahan ini terjadi ketika pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak atau jaringan sekitarnya mengalami pecah.
Menurut WebMD, saat pembuluh darah bocor, darah dapat mengiritasi jaringan otak di sekitarnya dan memicu pembengkakan.
Darah yang terkumpul juga dapat membentuk gumpalan.
Semua kondisi ini dapat menimbulkan tekanan tinggi di dalam tengkorak dan menghambat aliran darah yang membawa oksigen ke sel-sel otak.
Akibatnya, bagian otak yang mengalami pendarahan tidak mendapatkan pasokan darah yang kaya oksigen.
Pada akhirnya, sel-sel otak akan mengalami kerusakan dan mati.
Berdasarkan ulasan Cleveland Clinic yang dikutip Berita Online, sel-sel otak dapat mati dalam waktu 3-4 menit jika tidak mendapatkan cukup oksigen.
Jika sel-sel otak mati, bagian tubuh yang dikendalikannya akan kehilangan fungsi normalnya.