More
    HomeKesehatanTeman Curhat Jadi Wadah yang Aman dan Nyaman Meluapkan Keluh Kesah

    Teman Curhat Jadi Wadah yang Aman dan Nyaman Meluapkan Keluh Kesah

    Published on

    spot_img



    Semakin tingginya tekanan dan kompleksitas masalah sosial membuat setiap individu membutuhkan teman untuk berbagi cerita, bahkan sekadar untuk didengarkan. Sayangnya, seringkali masalah-masalah ini berujung pada kasus kriminalitas yang terjadi di lingkungan terdekat, seperti di antara kerabat atau bahkan keluarga sendiri. 

    Hal ini biasanya terjadi karena banyak masalah yang menumpuk dalam diri seseorang tanpa adanya ruang untuk meluapkannya. Di tengah situasi seperti ini, hadir sebuah aplikasi bernama Teman Curhat. 

    Didirikan sejak 2019, platform Teman Curhat hadir sebagai wadah konsultasi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi. Mulai dengan melayani pengguna melalui aplikasi pesan, sekarang platform ini dapat diunduh di smartphone

    CEO Teman Curhat, Max Pandu, mengungkapkan bahwa layanan yang ditawarkan mencakup akses konsultasi dengan psikolog hingga layanan pengembangan diri. Layanan ini dapat diakses secara online melalui aplikasi Teman Curhat. 

    “Teman Curhat memang menyediakan jasa konsultasi atau curhat dengan ahlinya. Untuk masalah yang begitu kompleks, kami berusaha menyediakan para ahli untuk dikonsultasikan,” jelas Pandu.

     

    Setidaknya ada 3.000 konsultan profesional yang aktif membantu pengguna secara online dan tersebar di seluruh Indonesia. 

    Selain itu, pengguna Teman Curhat juga berasal dari berbagai kalangan usia. Menurut Pandu, data menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna adalah laki-laki berusia 17 hingga 25 tahun. Namun, tak jarang juga pengguna yang berusia lebih dewasa.

    Menurut Pandu, masalah yang dihadapi setiap generasi sangat berbeda. Generasi Z biasanya menghadapi masalah percintaan, kekerasan dalam hubungan, hingga konflik keluarga. Sementara itu, usia yang lebih dewasa lebih sering dihadapkan pada masalah karir, PHK, dan tekanan dalam hubungan keluarga. 

    Solusi yang diberikan pun bervariasi. Konsultan atau psikolog akan memulai dengan sesi mendengarkan, kemudian dilanjutkan dengan terapi, seperti journaling, seni, hingga meditasi.

    Latest articles

    Hati-hati Kolesterol Naik Usai Idul Adha, Daging Kurban Bisa Jadi Pemicu

    Berita Online - Menurut dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, seorang dokter spesialis penyakit dalam,...

    Tren Jalan Kaki ala Jepang, Ketahui Apa Manfaatnya untuk Kesehatan

    Berita Online - Metode kebugaran terkini asal Jepang yang disebut "jalan kaki gaya...

    Butuh Kolaborasi Berkelanjutan Mengendalikan Resistensi Antimikroba Guna Cegah Pandemi

    Essity secara resmi melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Langkah ini menjadi...

    Batas Konsumsi Daging Kurban untuk Penderita Hipertensi, Kolesterol Tinggi, dan Stroke

    Berita Online - Menjelang Idul Adha, para ahli kesehatan mengingatkan agar konsumsi daging...

    More like this

    Hati-hati Kolesterol Naik Usai Idul Adha, Daging Kurban Bisa Jadi Pemicu

    Berita Online - Menurut dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, seorang dokter spesialis penyakit dalam,...

    Tren Jalan Kaki ala Jepang, Ketahui Apa Manfaatnya untuk Kesehatan

    Berita Online - Metode kebugaran terkini asal Jepang yang disebut "jalan kaki gaya...

    Butuh Kolaborasi Berkelanjutan Mengendalikan Resistensi Antimikroba Guna Cegah Pandemi

    Essity secara resmi melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Langkah ini menjadi...
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus