Berita Online – Peneliti asal Brasil berhasil mengidentifikasi molekul dalam racun kalajengking Amazon yang memiliki potensi besar untuk pengobatan kanker payudara.
Menurut laporan Science Alert pada Kamis (27/6/2025), hasil penelitian ini dipaparkan dalam konferensi kesehatan FAPESP Week France, yang mengungkap bahwa senyawa dari spesies Brotheas amazonicus dapat menjadi solusi baru dalam melawan kanker.
Meningkatnya kasus kanker seiring populasi global yang menua dan bertambahnya faktor risiko penyakit ini mendorong para ilmuwan mencari sumber pengobatan dari tempat yang tak biasa, termasuk dari hewan seperti kalajengking.
Baca juga: Jessie J Alami Kanker Payudara dan Jalani Mastektomi, Kenali Apa Ini…
Dalam hal ini, racun kalajengking dari hutan hujan Amazon menjadi fokus utama penelitian tim ilmuwan Brasil.
Tim dari Universitas Sao Paulo menggunakan teknik mutakhir untuk mempercepat pencarian senyawa aktif.
Mereka menyisipkan gen tertentu ke dalam DNA organisme “pabrikan”, seperti ragi, agar organisme tersebut dapat memproduksi protein target.
Protein-protein ini, termasuk yang ada dalam racun kalajengking, kemudian diuji untuk berbagai potensi medis.
“Kami berhasil mengidentifikasi molekul dalam spesies kalajengking Amazon yang mirip dengan yang ditemukan dalam racun kalajengking lain dan efektif melawan sel kanker payudara,” kata Eliane Candiani Arantes, ahli farmakologi dari Universitas São Paulo.
Baca juga: Jessie J Telah Jalani Mastektomi dan Berharap Kanker Payudara Sudah Hilang Sepenuhnya
Mekanisme racun kalajengking berpotensi jadi obat kanker payudara
Dalam penelitian ini, Arantes dan timnya berhasil menemukan molekul bernama BamazScplp1 dari racun kalajengking Amazon.
Molekul ini bekerja dengan cara yang mirip dengan obat kemoterapi, yakni memicu proses nekrosis atau kematian sel pada sel kanker payudara.
Akibatnya, sel-sel kanker mengalami kerusakan dan hancur.
Penemuan ini didukung oleh penerapan teknologi bernama ekspresi heterolog, yaitu metode yang memungkinkan ilmuwan menghasilkan molekul dari gen tertentu dalam organisme model seperti ragi atau bakteri.
Teknik ini memungkinkan produksi molekul bioaktif dalam jumlah besar dan efisien di luar tubuh aslinya.
Dalam eksperimen ini, para peneliti menggunakan spesies ragi Komagataella pastoris untuk memproduksi molekul dari racun kalajengking dalam skala besar.
Hal ini memungkinkan mereka meneliti struktur dan fungsi molekul tersebut secara mendalam, serta menguji mutasi yang berpotensi meningkatkan efektivitasnya.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Alami Kanker Payudara? Ini Faktor Risikonya…
Meski penelitian ini masih dalam tahap awal, teknik serupa sudah berhasil digunakan untuk menghasilkan molekul lain dari racun ular dan komponen darah sapi, yang dapat merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru.
Artinya, potensi terapi dari racun hewan ini sangat besar, tidak hanya terbatas pada pengobatan kanker payudara.
Peneliti utama menjelaskan bahwa kemampuan memproduksi molekul tersebut dalam skala industri membuka peluang besar untuk pengembangan obat yang lebih luas.
Dengan pendekatan ini, dunia medis dapat mengeksplorasi lebih jauh kekayaan alam yang sebelumnya belum sepenuhnya tergali.
Penelitian ini juga menjadi pengingat bahwa kekayaan alam, seperti spesies kalajengking dari hutan hujan Amazon, dapat menyimpan solusi untuk penyakit mematikan seperti kanker.
Namun, potensi ini hanya bisa dimanfaatkan jika kelestarian habitat hewan tersebut tetap terjaga.
Baca juga: Benarkah Payudara Besar Buat Perempuan Berisiko Alami Kanker Payudara?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.