Berita Online – Ginjal yang sehat memiliki beberapa tanda yang dapat diperiksa, baik melalui tes medis maupun observasi langsung.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI), dr. Anindia Larasati, Sp.PD, seperti dilansir dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Menurut dr. Anindia, cara termudah untuk mengevaluasi kesehatan ginjal adalah dengan memperhatikan warna urine.
“Ginjal yang sehat sebenarnya bisa dinilai atau dievaluasi melalui beberapa cara, yang paling umum dan mudah adalah dengan melihat warna urine atau air seni kita,” ujar Anindia.
Baca juga: Apa Penyebab Batu Ginjal? Ini 9 Faktornya…
Ginjal yang berfungsi baik akan menghasilkan urine yang berwarna kuning jernih, tidak keruh, dan tidak berbusa.
Selain itu, volume urine yang dikeluarkan juga harus dalam jumlah normal, tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit.
Namun, untuk pemeriksaan yang lebih detail dan akurat, dr. Anindia menekankan pentingnya tes laboratorium, seperti pemeriksaan ureum dan kreatinin.
Hasil tes ini dapat membantu menilai fungsi ginjal, salah satunya melalui parameter laju filtrasi glomerulus (eGFR).
Pada ginjal yang sehat, umumnya nilai eGFR berada di atas 90. Selain itu, pemeriksaan elektrolit juga tak kalah penting.
Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida diperlukan karena ginjal berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Lebih lanjut, dr. Anindia menyarankan untuk memantau tekanan darah, mengingat tekanan darah yang stabil di bawah 140/90 mmHg tanpa obat hipertensi dapat menjadi tanda fungsi ginjal yang baik.
Baca juga: Bagaimana Cara Mendeteksi Apakah Kita Mengalami Batu Ginjal?
Di sisi lain, ginjal yang tidak sehat atau mengalami gangguan dapat dibagi menjadi dua kondisi, yaitu gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronik.
Gagal ginjal akut terjadi dalam waktu singkat, seringkali kurang dari 48 jam, dan biasanya disertai gejala seperti diare, muntah, atau dehidrasi parah. Untungnya, jika kondisi ini segera terdeteksi dan ditangani, fungsi ginjal masih bisa kembali normal.
“Jika kondisi-kondisi ini cepat kita deteksi dan bisa kita atasi atau kita kembalikan ke kondisi normal, seperti mengatasi dehidrasi atau menghentikan muntah, maka insya Allah fungsi ginjalnya bisa kembali seperti semula,” jelasnya.
Sebaliknya, penyakit ginjal kronik (PGK) berkembang secara perlahan dan seringkali tanpa gejala yang jelas.
Penyakit ini biasanya berlangsung lebih dari tiga bulan, dan seringkali baru terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti ureum kreatinin dan eGFR.
Anindia menegaskan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kesehatan ginjal, guna mencegah kerusakan fungsi ginjal yang lebih serius di masa depan.
Baca juga: Tips Mencegah Batu Ginjal: Konsumsi Air yang Cukup dan Pola Makan Sehat
Ikuti breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu untuk mengakses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah menginstal aplikasi WhatsApp.