Berita Online – Nasi kerap dianggap sebagai pemicu kenaikan berat badan, sehingga ketika seseorang berencana menurunkan berat badan, sumber karbohidrat ini biasanya menjadi yang pertama dihilangkan dari menu harian. Namun, seringkali berat badan tetap sulit turun meski sudah berhenti mengonsumsi nasi. Simak penjelasannya.
Menurut penjelasan dokter spesialis gizi klinik Mulianah Daya M.Gizi, meskipun dalam program diet kita sepenuhnya menghindari nasi, namun jika masih mengonsumsi karbohidrat lain yang tinggi kalori, target penurunan berat badan akan sulit tercapai.
“Seringkali saya menemui keluhan bahwa seseorang tidak makan nasi tetapi berat badannya justru bertambah. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman tentang jenis karbohidrat lain yang memiliki kalori lebih tinggi, seperti tepung atau gula sederhana,” jelas dr. Mulianah dalam acara talkshow “Diet Itu Mesti Nyaman” yang diselenggarakan oleh Dailymeal di Jakarta (27/2).
Jenis karbohidrat berbahan tepung yang dimaksud antara lain mie, roti putih, kue manis, seblak, dan sejenisnya.
Baca juga: Apakah Ubi Jalar Tinggi Karbohidrat? Berikut Penjelasannya…
Tubuh kita memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi utama dengan kebutuhan sekitar 130 gram per hari. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, tubuh akan lebih mudah lelah, sulit berkonsentrasi, atau bahkan mengalami pusing.
Oleh karena itu, dr. Mulianah menyarankan agar kita tidak perlu takut mengonsumsi karbohidrat, asalkan memilih jenis yang tepat dan dalam porsi yang tidak berlebihan.
“Penuhi kebutuhan minimal tubuh akan karbohidrat, ketahui jenis yang tepat, dan pahami batasannya,” ucap dokter yang berpraktik di RS Siloam Lippo Village Tangerang ini.
Dokter spesialis gizi klinik Mulianah Daya M.Gizi, Sp.GK.
Karbohidrat yang direkomendasikan adalah jenis karbohidrat kompleks yang kaya serat. Jenis karbohidrat ini lebih diprioritaskan terutama saat bulan puasa karena dapat membuat perut merasa kenyang lebih lama, namun tetap rendah kalori.
“Menurut anjuran, 90 persen kebutuhan karbohidrat tubuh seharusnya berasal dari karbohidrat kompleks, namun kenyataannya sulit untuk memenuhi hal tersebut. Nasi putih sebenarnya mengandung protein dan serat, namun juga mengandung gula. Sebagai alternatif, kini sudah tersedia nasi dengan kandungan serat tinggi dan kalori rendah, itu bisa menjadi pilihan,” terangnya.
Baca juga: 2 Cara Masak Nasi Merah agar Tidak Keras, Pakai Air Lebih Banyak
Pilihan nasi tinggi serat
Ada berbagai macam jenis nasi di pasaran selain nasi putih. Menurut dr. Mulianah, semakin gelap warna nasinya, semakin tinggi kandungan karbohidrat kompleksnya, contohnya nasi hitam, nasi cokelat, dan nasi merah.
Saat ini juga tersedia nasi alternatif yang menawarkan rasa lezat namun tinggi serat dan rendah kalori. Misalnya, produk-produk yang ditawarkan oleh PT.HDN, seperti Nasi Porang Cassava, Nasi Beras Merah, Nasi Jagung, dan Nasi Singkong.
Keunggulan dari produk-produk tersebut antara lain tinggi serat, memiliki indeks glikemik rendah sehingga tidak cepat meningkatkan gula darah, bebas gluten, serta mengandung antioksidan.
“Kami sedang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Jendral Soedirman untuk meneliti efek nasi jagung dan nasi singkong pada tikus yang obesitas. Sejauh ini hasilnya sangat memuaskan, namun belum bisa diumumkan karena penelitian masih berlangsung,” ungkap VP Marketing PT.HDN Amar Ramdani, dalam acara yang sama.
Baca juga: Tak Perlu Pantang Nasi Saat Diet, Pilih yang Tinggi Serat
Ia menambahkan, beragamnya pilihan nasi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen.