Berita Online – dr. Faradiessa Addiena Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam yang lulus dari Universitas Indonesia (UI), mengingatkan bahwa penderita diabetes dengan risiko tinggi sebaiknya tidak menjalankan puasa selama bulan Ramadhan.
Hal ini perlu diperhatikan guna menghindari komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan.
“Meskipun puasa adalah kewajiban, namun bagi mereka yang menderita diabetes dengan risiko sangat tinggi, disarankan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu,” kata Faradiessa, seperti dilansir dari Antara, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Apa Ciri-ciri Penyakit Gula Darah? Berikut 10 Daftarnya…
Menurut Faradiessa, berpuasa saat kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat memicu berbagai komplikasi serius.
Salah satunya adalah hipoglikemia, yaitu kondisi ketika kadar gula darah turun di bawah 70 mg/dL. Keadaan ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, hingga hilang kesadaran.
Selain itu, ia juga menyebutkan komplikasi berbahaya lainnya, yaitu hiperglikemia, yang terjadi ketika kadar gula darah melebihi 300 mg/dL.
Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat memicu ketoasidosis diabetik, terutama jika pasien mengalami dehidrasi.
Dehidrasi sendiri, menurut Faradiessa, juga dapat meningkatkan risiko trombosis, yakni pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung koroner.
“Pasien dengan diabetes melitus tipe 1 yang memiliki risiko sangat tinggi sebaiknya tidak berpuasa. Begitu juga dengan mereka yang sedang sakit akut atau melakukan pekerjaan fisik berat yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi, sebaiknya tidak berpuasa,” jelas Faradiessa.
Faradiessa menyarankan agar penderita diabetes menjalani screening untuk menilai tingkat risiko penyakit mereka sebelum memutuskan berpuasa di bulan Ramadhan.
Idealnya, screening ini dilakukan dua bulan sebelum Ramadhan, atau paling lambat dua minggu sebelum memulai puasa.
Baca juga: Apakah Gula Darah Tinggi Bisa Normal Kembali? Berikut Penjelasannya…
Bagi penderita diabetes yang ingin berpuasa, Faradiessa menekankan pentingnya memastikan kadar gula darah berada dalam rentang aman, yakni antara 80-130 mg/dL, dengan kadar gula darah dua jam setelah makan di bawah 180 mg/dL.
“Jika diabetes terkendali, target pengobatan telah tercapai, hanya menggunakan obat oral, tidak pernah mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia, maka relatif aman untuk berpuasa,” ungkapnya.
Faradiessa menegaskan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa, agar kesehatan pasien diabetes tetap terjaga selama bulan Ramadhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.