Ilustrasi. Medcom.id
Banjarmasin: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mulai melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang dikenal sebagai Flu Jepang di daerah tersebut.
“Kami telah melakukan langkah-langkah pemantauan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit yang disebut Flu Jepang, sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi serta Kementerian Kesehatan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Tabiun Huda, pada Minggu, 23 Februari 2025.
Sampai saat ini, belum ada laporan kasus Flu Jepang yang terjadi di wilayah Kalimantan Selatan. Flu Jepang merupakan istilah yang merujuk pada wabah Influenza yang terjadi di Jepang, yang disebabkan oleh Bakteri Streptococcus Pneumoniae, serta virus Influenza dan Rhinovirus.
Menurut Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Diauddin, penyebaran penyakit Flu Jepang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, pihaknya telah memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat dan pengunjung rumah sakit terkait hal ini sejak beberapa waktu lalu.
“Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi oleh percikan air liur dari penderita saat batuk atau bersin,” jelas Diadudin.
Gejala Flu yang sedang mewabah di Jepang saat ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum yang perlu diperhatikan masyarakat antara lain demam tinggi yang biasanya mencapai 38 derajat Celsius atau lebih. Batuk kering atau berdahak yang sering kali berlangsung lebih dari seminggu.
Selain itu, sakit tenggorokan yang menyebabkan kesulitan menelan. Nyeri otot dan sendi yang membuat tubuh terasa lemas dan sulit bergerak. Sakit kepala intens, terutama di sekitar dahi dan pelipis. Kelelahan ekstrem yang membuat sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala lainnya meliputi mual, muntah, dan diare, terutama pada anak-anak dan lansia. Juga sesak napas atau kesulitan bernapas yang bisa menjadi tanda komplikasi serius.