More
    HomeKesehatanNutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru

    Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru

    Published on

    spot_img


    Berita Online – Peneliti dari Columbia University tengah meneliti nutrisi apa saja yang dapat mengurangi risiko terkena demensia.

    Mengingat belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia, langkah pencegahan menjadi sangat penting.

    Salah satu cara yang dianggap efektif adalah dengan mengidentifikasi nutrisi yang dibutuhkan untuk pencegahan.

    Penelitian ini dilakukan oleh Jing Guo dan Yian Gu dan diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada 9 Juni 2025.

    Artikel ini akan membahas lebih detail tentang penelitian tersebut.

    Baca juga: Studi Temukan Stres Kronis Jadi Pemicu Tersembunyi Demensia di Masa Depan

    Sebelumnya, penting untuk memahami bahwa demensia adalah istilah umum untuk kondisi kehilangan ingatan, kesulitan dalam memecahkan masalah, dan gangguan berpikir lainnya yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling sering ditemui.

    Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017, hampir 10 juta orang di dunia didiagnosis menderita demensia setiap tahun.

    Angka ini berpotensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia populasi global.

    Jumlah penderita demensia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat dari 50 juta menjadi 152 juta pada tahun 2050.

    Baca juga: Rosemary, Tanaman Aromatik Kuno yang Bisa Bantu Lawan Alzheimer

    Bagaimana penelitian dilakukan?

    Melansir Eating Well pada Jumat (13/6/2025), para peneliti mengambil data dari Health and Retirement Study (HRS).

    HRS adalah studi berkala di Amerika Serikat (AS) yang dilakukan setiap dua tahun sejak 1992, melibatkan orang dewasa berusia 50 tahun ke atas.

    Pada 2013, konsumsi makanan dan asupan nutrisi dikumpulkan dari subset HRS yang disebut Healthcare and Nutrition Study (HCNS).

    Guo dan Gu mengevaluasi pola makan peserta dengan meminta mereka mengisi kuesioner frekuensi makanan yang menanyakan seberapa sering mereka mengonsumsi 163 jenis makanan dan minuman berbeda dalam 12 bulan terakhir.

    Dari data tersebut, tim peneliti menghitung asupan nutrisi berdasarkan respons peserta terhadap 101 nutrisi.

    Nutrisi individual dinilai kaitannya dengan demensia. Selain itu, peneliti juga menghitung skor gabungan untuk beberapa kelompok nutrisi.

    Kemampuan kognitif peserta dinilai menggunakan dua metode, yaitu wawancara langsung dan wawancara melalui responden pengganti (diketahui dari orang terdekat peserta).

    Selanjutnya, peneliti menganalisis hubungan antara asupan nutrisi dan risiko demensia.

    Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 6.280 peserta HCNS yang memenuhi kriteria, mencakup informasi diet lengkap dan penilaian kognitif.

    Peneliti juga menyesuaikan data demografi seperti usia, ras, jenis kelamin, BMI, tingkat pendidikan, status merokok, konsumsi alkohol, dan tingkat aktivitas fisik.

    Baca juga: Tidur Nyenyak Cara Cegah Demensia di Usia Tua

    Hasil penelitian

    Setelah melakukan analisis statistik, hasilnya menunjukkan bahwa beberapa nutrisi berhubungan dengan penurunan risiko demensia.

    Lima nutrisi yang memiliki kaitan kuat dalam menurunkan risiko demensia adalah:

    • Isorhamnetin, sejenis flavonol
    • Mangan
    • Serat makanan
    • Beta tokoferol dan beta tokotrienol, yang keduanya merupakan bentuk vitamin E

    Studi ini juga menambah bukti bahwa asupan gula yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko demensia.

    Baca juga: Pria 41 Tahun Idap Penyakit Alzheimer: Gejalanya Mudah Diabaikan

    Nutrisi-nutrisi tersebut dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan.

    Isorhamnetin adalah flavonol yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, seperti bawang, kacang almond, beri, ceri, pir, apel, dan anggur hijau.

    Zat ini juga ditemukan dalam ginkgo biloba, tanaman herbal yang dikenal memiliki manfaat untuk kesehatan otak.

    Mangan adalah mineral yang berperan dalam berbagai proses tubuh, termasuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh.

    Mangan juga berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Mangan dapat ditemukan dalam kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian utuh, dan sayuran hijau.

    Sirup maple dan air maple juga merupakan sumber mineral ini.

    Seperti mangan, vitamin E juga memiliki sifat antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan.

    Sumber makanan yang kaya vitamin E antara lain kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, dan minyak bunga matahari.

    Serat adalah nutrisi makro yang memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan bakteri baik di usus dan mencegah berbagai penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan kanker.

    Makanan yang kaya serat meliputi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian utuh, dan polong-polongan.

    Baca juga: Apakah Anda Mengalami Kesepian Kronis? Ini Bisa Picu Alzheimer

    Keterbatasan penelitian

    Selain itu, penelitian ini juga menemukan beberapa hubungan yang kontroversial antara nutrisi tertentu dan peningkatan risiko demensia.

    Disebut kontroversial karena hasilnya bertentangan dengan penelitian sebelumnya atau menambah hasil yang beragam.

    Misalnya, penelitian ini menunjukkan hubungan antara komponen tertentu dalam susu dan peningkatan risiko demensia, termasuk gliserofosfokolin dan vitamin D.

    Sementara dalam penelitian lain, kedua nutrisi tersebut terbukti mendukung kesehatan otak.

    Oleh karena itu, para peneliti mencatat bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh komponen lain dalam makanan, bukan nutrisi itu sendiri.

    Sehingga, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.

    Studi ini memiliki beberapa keterbatasan.

    Pertama, meminta peserta untuk mengingat jumlah makanan yang mereka konsumsi selama setahun terakhir dapat menimbulkan bias, kelupaan, dan tebakan.

    Selain itu, kemampuan kognitif dan demensia tidak dinilai secara klinis, yang juga dapat menimbulkan bias.

    Terakhir, peneliti tidak mempertimbangkan faktor seperti genetika dan lingkungan yang juga berperan dalam demensia.

    Baca juga: Alzheimer, Bikin Eyang Putri Necis Lupa Berdandan dan Keluarganya

     

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


    Latest articles

    Indonesia Punya Rumah Sakit Berstandar Global, Nggak Perlu Lagi Berobat ke Luar Negeri!

    RS Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kota Denpasar, Bali. Foto: dok...

    Prabowo Minta Erick Thohir Perbanyak KEK Kesehatan

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan KEK Kesehatan Sanur dan BIH di Denpasar,...

    Vaksin HPV untuk Anak Laki-laki: Strategi Cerdas Bebas Kanker

    KEBIJAKAN Kementerian Kesehatan RI yang mulai memberikan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak...

    Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat, Industri Farmasi Gencar Edukasi Kesehatan

    PT Dexa Medica, perusahaan farmasi swasta, terus memperluas jangkauan program pemeriksaan kesehatan gratis....

    More like this

    Indonesia Punya Rumah Sakit Berstandar Global, Nggak Perlu Lagi Berobat ke Luar Negeri!

    RS Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kota Denpasar, Bali. Foto: dok...

    Prabowo Minta Erick Thohir Perbanyak KEK Kesehatan

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan KEK Kesehatan Sanur dan BIH di Denpasar,...

    Vaksin HPV untuk Anak Laki-laki: Strategi Cerdas Bebas Kanker

    KEBIJAKAN Kementerian Kesehatan RI yang mulai memberikan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak...
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus