Berita Online – Bagi penderita diabetes, menjalankan ibadah puasa perlu dilakukan dengan penuh kewaspadaan untuk menghindari risiko komplikasi. Simak tips dan panduan penting agar puasa tetap lancar tanpa mengganggu kesehatan.
Federasi Diabetes Internasional (IDF) bersama Diabetes and Ramadan (DAR) International Alliance telah merancang panduan praktis guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ibadah puasa Ramadhan, khususnya bagi penderita diabetes.
Berdasarkan penelitian, rata-rata penderita diabetes berpuasa sekitar 15 hari selama Ramadhan. Perubahan jadwal makan dan pola tidur selama bulan puasa memengaruhi proses homeostatis (pengaturan fungsi tubuh) serta sistem endokrin dalam tubuh.
Bagi penderita diabetes tipe 1 dan 2, puasa dapat memicu pemecahan glikogen menjadi glukosa, serta peningkatan simpanan glikogen dari sumber non-karbohidrat.
Pada penderita diabetes tipe 1, tubuh memproduksi keton dari pemecahan asam lemak dan beberapa asam amino. Proses ini meningkatkan risiko hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), serta peningkatan kadar keton akibat kekurangan glukosa dan pemecahan lemak, yang dapat berbahaya.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes?
Fluktuasi kadar gula darah pada penderita diabetes membuat persiapan matang dan konsultasi dengan dokter menjadi hal yang sangat penting sebelum memulai puasa.
IDF dan DAR International Alliance, yang terdiri dari ahli diabetes internasional, membagi penderita diabetes ke dalam tiga kategori untuk menentukan kesiapan berpuasa.
1. Risiko sangat tinggi
Penderita diabetes masuk dalam kategori ini jika mengalami hipoglikemia berat, ketoasidosis diabetik tanpa penyebab jelas, atau pernah dirawat karena kondisi hiperglikemik hiperosmolar dalam tiga bulan sebelum Ramadhan.
Pasien dengan riwayat hipoglikemia berulang dan yang memiliki penyakit penyerta lain, termasuk ibu hamil dengan diabetes, juga termasuk dalam kelompok ini. Mereka tidak disarankan berpuasa, namun jika tetap ingin melakukannya, harus berkonsultasi dengan dokter spesialis endokrin dan siap membatalkan puasa bila diperlukan.
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Berpuasa? Dokter Jelaskan Syaratnya
2. Risiko tinggi
Kelompok ini mencakup penderita diabetes tipe 1 dan diabetes melitus yang menjalani terapi insulin dalam kondisi stabil.
3. Risiko ringan atau menengah
Kategori ini meliputi penderita diabetes melitus yang kadar gula darahnya terkontrol melalui gaya hidup sehat atau obat-obatan. Mereka dapat berpuasa, namun tetap dianjurkan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Penderita diabetes yang berpuasa harus segera membatalkan puasa jika mengalami gejala gula darah rendah atau tinggi, melakukan aktivitas fisik berat, merasa tidak stabil secara emosional, atau tidak ada pengawasan.
Baca juga: Minuman Apa yang Harus Dihindari untuk Menurunkan Gula Darah Tinggi?
Ikuti breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu untuk mengakses berita Berita Online melalui WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzj