Berita Online – Kawasan timur Indonesia, seperti Papua, Pulau Sumba, dan Nusa Tenggara Timur, menyajikan keindahan alam yang unik dan memukau.
Beberapa daerah di wilayah ini memiliki masalah kesehatan khusus, salah satunya adalah ancaman penularan malaria.
Bagi Anda yang berencana berkunjung ke sana, penting untuk memahami cara pencegahan agar perjalanan Anda tetap aman dan menyenangkan.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., menyatakan bahwa malaria sebenarnya bisa dicegah dengan cara sederhana yang disebut sebagai pendekatan ABC.
Baca juga: BRIN Kembangkan Teknologi AI untuk Diagnosis Malaria dengan Akurasi Tinggi
Strategi “ABC” untuk mencegah malaria
Menurut Dante, pendekatan “ABC” mencakup:
-
A: Awas dan perhatikan risiko
Sebelum berangkat, pastikan Anda mengetahui status daerah tujuan. Apakah termasuk wilayah dengan tingkat kasus malaria yang tinggi? Informasi ini bisa didapatkan dari fasilitas kesehatan setempat atau situs resmi Kementerian Kesehatan.
-
B: Biasakan untuk tidak terkena gigitan nyamuk
Kenakan pakaian yang menutupi tubuh, gunakan kelambu saat tidur, dan aplikasikan losion antinyamuk, terutama pada malam hari. Hal ini penting karena nyamuk penyebab malaria biasanya aktif di malam hari.
Baca juga: Malaria Tercatat 418.546 Kasus, Kemenkes Luncurkan Tempo Kas Tuntas
-
C: Cepat periksakan darah jika alami gejala
Jika Anda mengalami demam tinggi, menggigil, sakit kepala, atau mual setelah kembali dari daerah endemis, segeralah memeriksakan darah di fasilitas kesehatan. Deteksi dini sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
“Kalau memang darahnya daerah endemis yang tinggi, kita bisa minum obat pencegahan, supaya tidak terkena malaria,” ujar Dante mengutip dari tayangan video Kemenkes beberapa waktu lalu, Minggu (4/5/2025).
Penelit temukan cara mengatasi populasi nyamuk penyebab malaria.
Kasus malaria di Papua Barat
Melansir dari laman Antara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menyatakan bahwa Papua Barat masih menghadapi tantangan dalam penanganan malaria.
Sepanjang tahun 2024, tercatat 7.823 kasus positif malaria, dengan angka annual parasite incidence (API) sebesar 13,52 per 1.000 penduduk.
Tiga kabupaten, yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama, masih tergolong sebagai daerah endemis tinggi.
Namun, ada perkembangan positif di wilayah Pegunungan Arfak yang berhasil mencapai eliminasi malaria pada 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati, menyatakan bahwa strategi pengendalian sedang dievaluasi secara mendetail.
Rencana ke depan mencakup distribusi kelambu secara massal, peningkatan akses layanan kesehatan, serta integrasi program pencegahan penyakit menular.