Berita Online – Menjalani puasa Ramadhan tetap bisa dilakukan meskipun Anda menderita diabetes.
Namun, bagi penderita diabetes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar puasa dapat berlangsung dengan aman.
Salah satu hal penting adalah memantau kadar gula darah secara berkala, khususnya jika muncul tanda-tanda hipoglikemia atau hiperglikemia.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), jika hasil pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan angka di bawah 60 mg/dl atau melebihi 300 mg/dl, disarankan untuk membatalkan puasa.
Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai hipoglikemia dan hiperglikemia yang bisa menjadi alasan untuk membatalkan puasa.
Baca juga: Hal yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes Sebelum Puasa Ramadhan
Jika kadar gula darah Anda di bawah 60 mg/dl, artinya Anda mengalami hipoglikemia selama puasa Ramadhan.
Sementara itu, jika kadar gula darah Anda melebihi 300 mg/dl, Anda mengalami hiperglikemia.
Baik hipoglikemia maupun hiperglikemia adalah kondisi yang berisiko menyebabkan komplikasi diabetes yang bisa mengancam nyawa.
Kedua kondisi ini memiliki beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Gejala Hipoglikemia
Dilansir dari WebMD, gejala kadar gula darah rendah bisa bervariasi tergantung pada seberapa rendahnya kadar tersebut.
Gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Rasa lapar yang sangat
- Gemetar
- Rasa cemas
- Keringat berlebih
- Kulit pucat
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Kantuk berlebihan
- Pusing
- Mudah marah
- Kelelahan
- Kesemutan atau mati rasa, terutama di area pipi, bibir, dan lidah
Terkadang, kadar gula darah bisa turun saat tidur. Kondisi ini dikenal sebagai hipoglikemia nokturnal.
Gejala hipoglikemia nokturnal meliputi:
- Sulit tidur
- Mimpi buruk
- Berbicara saat tidur
Saat hipoglikemia semakin parah, gejalanya mungkin mencakup:
- Kebingungan
- Perilaku aneh
- Penglihatan kabur
- Kesulitan berjalan
- Pingsan
- Kejang
Jika Anda merasa kadar gula darah Anda rendah saat berpuasa Ramadhan, segera periksa kadar gula darah Anda.