More
    HomeKesehatanJangan Keliru, Vaksinasi Bukan Memasukkan Bibit Penyakit ke Tubuh

    Jangan Keliru, Vaksinasi Bukan Memasukkan Bibit Penyakit ke Tubuh

    Published on

    spot_img


    Berita Online – Salah satu mitos yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat adalah anggapan bahwa vaksinasi berarti memasukkan virus atau bibit penyakit ke dalam tubuh. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu.

    Vaksin memang dirancang untuk meniru infeksi, tetapi hanya dalam bentuk antigen, yaitu bagian kecil dari patogen (seperti protein virus), bukan virus utuh yang menyebabkan penyakit.

    Bagaimana cara kerja vaksin?

    Tujuan utama vaksinasi adalah merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi — protein khusus yang dihasilkan oleh sel B, sejenis sel darah putih, ketika mendeteksi zat asing dan berbahaya (antigen) di dalam tubuh.

    Antibodi ini akan menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubuh saat menghadapi infeksi di masa depan sehingga penyakitnya tidak akan menyebabkan kondisi yang parah.

    Baca juga: Lindungi Diri dari Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

    “Antibodi bersifat sangat spesifik terhadap antigen tertentu. Namun, agar tubuh bisa memilikinya, sistem imun perlu ‘dilatih’ terlebih dahulu melalui vaksinasi. Dengan vaksin, tubuh diperkenalkan pada antigen sehingga bisa membentuk antibodi yang siap digunakan saat terjadi infeksi yang sebenarnya,” jelas dr. Dirga Sakti Rambe, Sp.PD, seorang ahli vaksin.

    Sebaliknya, jika seseorang membentuk antibodi melalui infeksi alami, maka ia harus terlebih dahulu mengalami penyakit tersebut. Hal ini bisa berisiko, karena infeksi dapat menyebabkan komplikasi, baik ringan maupun berat. Contohnya, virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen atau infeksi tuberkulosis yang bisa merusak paru-paru dan menyebar ke organ lain.

    Dengan vaksinasi, tubuh mendapatkan “latihan” untuk mengenali dan melawan infeksi tanpa harus mengalami sakit yang berbahaya.

    Baca juga: Perbedaan Lumpuh TBC Tulang dengan Polio yang Perlu Diketahui

    Dok Takeda dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, FINASIM
    Setelah terbentuk, antibodi akan bekerja dengan cara mengikat antigen virus atau racun agar tidak bisa menginfeksi sel tubuh, menetralkan patogen, menandai musuh agar bisa dihancurkan oleh sel-sel imun lainnya, dan mengaktifkan sistem pertahanan tubuh lainnya untuk melawan infeksi secara menyeluruh.

    Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan paling efektif dalam mencegah penyakit. Menurut data WHO, vaksinasi menyelamatkan sekitar 3,5 hingga 5 juta jiwa setiap tahun dari penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

    Namun, tantangan masih ada. Masih banyak orangtua yang ragu memberikan imunisasi kepada anaknya. Data WHO tahun 2023 mencatat bahwa 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi sama sekali, dan Indonesia menempati peringkat keenam tertinggi, dengan 1,3 juta anak belum menerima imunisasi.

    Beberapa alasan yang sering muncul antara lain kekhawatiran akan efek samping vaksin, anggapan bahwa imunisasi tidak penting, hingga penyebaran informasi yang salah di masyarakat.

    Baca juga: 1,3 Juta Anak Belum Imunisasi, Kemenkes Libatkan Influencer Sebarkan Pentingnya Imunisasi

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


    Latest articles

    BUMN Siap Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Neurosains Asia Tenggara

    Gedung RSPON Prof. Dr. Mahar Mardjono Jakarta. Foto: dok PTPP. ...

    Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan

    Berita Online – Empat kolegium ilmu, yaitu Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, dan Farmasi, mendesak...

    Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya

    Berita Online – Serangan jantung kini tidak lagi hanya mengancam orang yang berusia...

    Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi

    Berita Online - Buah yang memiliki rasa asam sering kali dianggap sebagai sumber...

    More like this

    BUMN Siap Wujudkan Indonesia Jadi Pusat Neurosains Asia Tenggara

    Gedung RSPON Prof. Dr. Mahar Mardjono Jakarta. Foto: dok PTPP. ...

    Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan

    Berita Online – Empat kolegium ilmu, yaitu Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, dan Farmasi, mendesak...

    Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya

    Berita Online – Serangan jantung kini tidak lagi hanya mengancam orang yang berusia...
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus