Berita Online – dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan bahwa menjalani diet yang tidak nyaman dapat meningkatkan risiko terjadinya stress eating serta berpotensi menimbulkan gangguan psikologis.
Stress eating adalah kecenderungan seseorang untuk mengalihkan stres dengan cara mengonsumsi makanan secara berlebihan.
Menurut Mulianah, hal ini sering terjadi ketika seseorang merasa diet yang dijalankan terlalu membatasi dan tidak menyenangkan.
Baca juga: Sindrom Yo-yo: Dampak Diet Ekstrem yang Bisa Ganggu Kesehatan Jantung
Salah satu faktor pemicunya adalah mengikuti pola diet orang lain meskipun sebenarnya tidak nyaman dengan metode tersebut.
“Stress eating bisa muncul karena diet yang terlalu ketat. Misalnya, seseorang sangat menghindari makanan tertentu seperti tepung atau mangga selama diet,” ujarnya, Kamis (27/2/2025) seperti dilaporkan Antara.
Ia juga menambahkan bahwa diet yang terlalu restriktif dapat meningkatkan hormon stres, yang pada akhirnya memengaruhi hormon lapar dan mendorong keinginan untuk makan secara berlebihan.
Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Mayapada Tangerang ini menegaskan bahwa kebiasaan melampiaskan stres dengan makan berlebihan seharusnya tidak dianggap sebagai hal yang normal.
“Banyak pasien yang mengatakan, ‘Dok, saya stres jadi makan banyak, tidak apa-apa, kan?’ Ini sebaiknya tidak dinormalisasi karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan,” jelasnya.
Baca juga: 10 Manfaat Sayur Oyong untuk Kesehatan, Baik untuk Diet, Pencernaan, Jantung
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa diet yang terlalu ketat atau tidak nyaman juga dapat meningkatkan risiko gangguan makan (eating disorder), yang berdampak pada kesehatan psikologis.
“Beberapa orang bisa mengalami ketakutan berlebihan terhadap makanan. Ada yang sangat takut makan nasi, sampai akhirnya setiap kali mengonsumsinya langsung dimuntahkan. Ini adalah tanda gangguan makan yang membutuhkan pendampingan dari ahli psikologi,” paparnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa diet yang terlalu restriktif juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi (imbalance nutrition), di mana asupan nutrisi menjadi terlalu sedikit atau justru berlebihan.
“Diet yang terlalu ketat sering kali berujung pada ketidakseimbangan nutrisi. Akibatnya, berat badan tidak kunjung turun, terutama jika dikombinasikan dengan stress eating,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.