Jamban keluarga yang dibangun di Dompu. Foto: Istimewa.
Dompu: Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sanitasi yang tidak aman menyebabkan kematian lebih dari 400 ribu orang setiap tahun di seluruh dunia. Sanitasi yang buruk merupakan sumber infeksi cacing atau Soil Transmitted Helminth (STH), dan WHO memperkirakan 1 dari 4 orang di dunia terinfeksi STH.
Kondisi ini menjadi landasan program pembangunan 601 jamban keluarga oleh PT Sumbawa Timur Mining (STM) di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Program ini bertujuan untuk mendukung sanitasi yang aman, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
“Berdasarkan hasil pemetaan sosial yang kami lakukan, sebagian warga di delapan desa di Kecamatan Hu’u masih belum memiliki jamban, sehingga mereka harus buang air besar (BAB) sembarangan. Kami bersama pemerintah desa setempat berusaha mengatasi masalah ini,” ungkap Tim Community Development STM, Vovia Witni, dalam keterangannya, Selasa, 18 Maret 2025.
Dukungan ini diberikan sejak 2018 sebagai bagian dari Program Partisipasi Desa (PPD) STM di bidang kesehatan, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) di setiap area program.
STM telah membangun 601 jamban keluarga dan 8 fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) umum selama 7 tahun terakhir. Program ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam mewujudkan desa bebas buang air besar sembarangan.
“Program jamban keluarga yang dijalankan STM tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi,” jelasnya.
Diapresiasi oleh warga
Jubaidah, seorang warga Desa Daha, Hu’u, merupakan salah satu penerima manfaat jamban keluarga pada tahun 2024. Ia tinggal bersama ibunya yang berusia 89 tahun dan memiliki kesulitan berjalan.
Jubaidah merasa sangat bersyukur atas bantuan ini. Pembangunan jamban keluarga membuat ia dan keluarganya tidak lagi menggunakan sungai sebagai tempat BAB.
“Sekarang alhamdulillah sudah ada WC yang dibantu oleh STM, dan kebutuhan airnya didukung oleh tetangga yang menggunakan sumur bor. Jadi kami tinggal masuk WC ketika mau buang air,” ujar Jubaidah.
Kepala Desa Rasabou Supriyadin menyambut baik program ini. Ia mengatakan banyak warga Hu’u yang belum memiliki jamban dan sering menggunakan ruang terbuka sebagai WC umum. Ia berharap semakin banyak pihak yang peduli terhadap masalah ini untuk kebaikan bersama.
“Selain mencemari lingkungan, hal ini juga berbahaya bagi kesehatan. Kami sangat terbantu dengan adanya bantuan pengadaan jamban warga oleh STM,” tuturnya.