Berita Online – Kejadian pecahnya pembuluh darah, khususnya yang terkait dengan stroke hemoragik, sebenarnya bisa dihindari, termasuk pada individu yang pernah mengalami stroke sebelumnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM.
“Pecahnya pembuluh darah adalah situasi yang dapat dicegah, bahkan pada mereka yang pernah mengalami stroke. Kuncinya terletak pada pengaturan tekanan darah, pola hidup sehat, dan pemeriksaan berkala, terutama bagi usia lanjut,” ujar Andhika, seperti dilaporkan oleh Antara, Jumat (11/4/2025).
Baca juga: Titiek Puspa Meninggal Dunia karena Pendarahan Otak, Kenali Kondisi Tersebut
Dalam terminologi medis, pecah pembuluh darah biasanya mengacu pada stroke hemoragik, yaitu kondisi di mana pembuluh darah di otak mengalami robekan atau pecah, menyebabkan perdarahan pada jaringan otak.
Faktor risiko utama dari kondisi ini meliputi hipertensi atau tekanan darah tinggi kronis, aneurisma otak atau pelebaran pembuluh darah yang mudah pecah, serta kelainan pembuluh darah bawaan seperti malformasi arteri-vena.
Selain itu, pecah pembuluh darah juga bisa dipicu oleh cedera kepala, terutama pada orang lanjut usia dengan pembuluh darah yang lebih rapuh, penggunaan obat pengencer darah, kadar kolesterol tinggi, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Kondisi ini tergolong darurat medis karena dapat menyebabkan kerusakan otak secara cepat.
Andhika menambahkan, stroke secara umum dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
“Kedua jenis stroke tersebut sama-sama dapat mengganggu fungsi otak, namun stroke akibat pecah pembuluh darah cenderung lebih parah dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi,” jelasnya.
Baca juga: Pecah Pembuluh Darah di Kepala Disebabkan oleh Apa? Ini 4 Daftarnya…
Langkah pencegahan
Untuk mencegah pecahnya pembuluh darah, termasuk pada pasien yang pernah mengalami stroke, Andhika menekankan pentingnya mengontrol tekanan darah secara rutin minimal sebulan sekali, meminum obat antihipertensi secara konsisten, serta melakukan pemeriksaan jantung, kadar gula darah, dan kolesterol setiap 3–6 bulan.
Dia juga menyarankan masyarakat untuk memperhatikan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, cukup protein, serta menjaga hidrasi tubuh dan membatasi asupan garam, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi.
Selain itu, pemeriksaan kondisi pembuluh darah otak sebaiknya dilakukan secara berkala, khususnya bagi yang memiliki riwayat aneurisma atau pernah mengalami stroke, dengan berkonsultasi ke dokter spesialis saraf atau penyakit dalam.
Baca juga: Penyempitan Pembuluh Darah Disebabkan Apa? Berikut 8 Daftarnya…
Peran keluarga dan aktivitas fisik
Pencegahan tidak hanya terbatas pada aspek fisik. Menurut Andhika, aspek psikologis dan sosial juga penting, terutama bagi lansia. Aktivitas ringan yang menyenangkan dan rutin, seperti jalan pagi, dapat membantu lansia tetap aktif secara mental dan sosial.
Penting juga untuk menghindari stres berlebihan, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
“Edukasi kepada keluarga juga penting agar bisa mendampingi lansia dalam menjaga kesehatannya secara holistik,” tutup Andhika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.