Berita Online – Istilah sakit maag sering dianggap identik dengan GERD. Padahal, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.
Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, menjelaskan bahwa sakit maag merujuk pada kondisi gastritis.
“Ada beberapa situasi yang dapat memicu peradangan di lambung, kondisi ini disebut gastritis. Inilah yang dikenal oleh masyarakat sebagai sakit maag atau penyakit asam lambung,” ujar Santi kepada Berita Online pada Jumat (23/5/2025).
Sementara itu, GERD adalah singkatan dari gastroesophageal reflux disease, yang mengacu pada kondisi di mana asam lambung sering naik ke kerongkongan (esofagus).
Santi menambahkan bahwa GERD dianggap terjadi ketika asam lambung naik dua kali atau lebih dalam seminggu.
Jika asam lambung naik hanya sesekali, kondisi ini disebut gastroesophageal reflux (GER) atau acid reflux, dan sering juga disebut sebagai heartburn.
“Hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu, misalnya saat Anda terlalu kenyang, setelah makan makanan pedas, asam, atau berminyak,” katanya.
Baca juga: Bolehkah Sakit Maag Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya…
Ketika sakit maag atau gastritis terjadi, gejalanya dapat meliputi:
- Mual dan muntah
- Perut kembung, begah, dan tidak nyaman
- Sering sendawa atau buang angin
- Cegukan
- Sakit perut
- Rasa panas atau perih di perut bagian atas
- Diare
- Kehilangan nafsu makan
Jika gejala sakit maag tidak ditangani atau diobati dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi tukak lambung sebagai salah satu bentuk komplikasi umum.
Santi menjelaskan bahwa tukak lambung bisa berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi seperti:
- Pendarahan
- Anemia
- Peritonitis, yaitu infeksi di rongga perut akibat lambung atau usus yang berlubang
- Jaringan parut yang dapat menghambat pergerakan makanan dalam saluran pencernaan
Gejala tukak lambung yang parah dapat termasuk:
- Muntah darah
- Tinja berwarna hitam dan lengket
- Sulit bernapas
- Perasaan seperti akan pingsan
Baca juga: Pakar Sebut Gejala Angin Duduk Bisa Menyerupai Sakit Maag
Santi menambahkan bahwa gejala GERD hampir mirip dengan sakit maag atau gastritis, tetapi disertai dengan hal-hal seperti:
- Nyeri, perih, dan sensasi terbakar di dada atau tepatnya di ulu hati, belakang tulang dada, dan bisa menjalar ke leher
- Sulit menelan, seolah ada makanan yang tersangkut di kerongkongan
- Cegukan
- Rasa asam atau pahit di mulut
- Ada sensasi cairan atau makanan yang naik dari perut ke mulut
- Gangguan pernapasan, seperti batuk berkepanjangan dan asma
- Bau mulut
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
Baca juga: Sama-sama di Lambung, Dokter: Ini Beda Gastritis dan GERD
Jika gejala GERD tidak ditangani, masalah ini dapat berkembang menjadi lebih serius.
Komplikasi GERD meliputi:
- Esofagitis (radang pada esofagus)
- Ulkus esofagus (luka di kerongkongan)
- Striktur esofagus (penyempitan saluran makanan)
- Barrett’s esophagus (perubahan sel esofagus yang berisiko kanker)
- Gangguan pernapasan seperti asma, pneumonia, atau radang tenggorokan kronis
“Rasa nyeri, perih, dan panas pada gastritis biasanya terjadi di perut bagian atas, sekitar ulu hati. Dan biasanya terasa di antara waktu makan atau pada malam hari,” jelasnya.
Sementara pada GERD, Santi menjelaskan bahwa rasa nyeri akan dirasakan di perut bagian atas dan menjalar ke belakang tulang dada hingga ke leher.
“Ini terutama dirasakan setelah makan, saat berbaring, atau membungkuk,” ujarnya.
Baca juga: Apa Buah Terbaik untuk Mengatasi GERD? Ini Pilihannya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.