Berita Online – Dalam masyarakat kita yang terfokus pada penampilan, banyak yang berpikir bahwa berat badan berlebih hanya berkaitan dengan estetika. Namun, berat badan yang berlebihan bisa menjadi masalah medis yang serius, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan, termasuk bagi remaja.
Diperkirakan lebih dari satu miliar orang di dunia hidup dengan kondisi obesitas, dan 159 juta di antaranya adalah anak-anak atau remaja.
Peningkatan angka obesitas pada anak-anak sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1975, kurang dari 1 dari 100 anak mengalami obesitas, namun saat ini angkanya mendekati 10 dari 100 remaja, berdasarkan data dari World Obesity Federation.
Penyebab kelebihan berat badan
Sekilas, masalah berat badan mungkin tampak sederhana: tubuh menyimpan energi berlebih dari makanan sebagai lemak. Namun, kenyataannya obesitas merupakan penyakit kronis yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait.
Baca juga: Obesitas Berpotensi Jadi Faktor Risiko Kanker pada Anak, Ini Kata Ahli
Masalah berat badan sering kali turun-temurun dalam keluarga. Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk lebih mudah mengalami kenaikan berat badan dibandingkan yang lain. Meski gen berpengaruh besar pada tipe dan ukuran tubuh, lingkungan juga turut berperan.
Banyak orang, terutama di negara-negara maju, hidup dalam lingkungan “obesogenik”, yaitu lingkungan yang mendorong rendahnya aktivitas fisik, gaya hidup kurang bergerak, serta konsumsi makanan tinggi lemak, minyak, pati, dan gula.
Gangguan genetik atau penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko seseorang mengalami kelebihan berat badan. Faktor psikologis juga memengaruhi berat badan, sementara kondisi ekonomi yang terbatas atau hambatan sosial turut memiliki peran penting.
Baca juga: Fase Krusial, Ini 5 Faktor Penting yang Pengaruhi Pertumbuhan Remaja
Kapan waktu yang tepat untuk memantau berat badan?
Definisi kelebihan berat badan pada remaja
Menentukan apakah seorang remaja mengalami kelebihan berat badan tidak semudah pada orang dewasa. Hal ini disebabkan remaja masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Umumnya, dokter akan menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) untuk mengkategorikan apakah seorang remaja termasuk dalam kategori kurus, berat badan sehat, gemuk, atau obesitas.
Baca juga: Dokter Sebut Remaja dengan Gangguan Haid dan Obesitas Waspada PCOS
Berat badan berlebih pada remaja dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan jangka panjang, seperti:
– Asma
Obesitas meningkatkan risiko seseorang terkena asma. Gangguan pernapasan akibat berat badan ini dapat menghambat aktivitas fisik remaja yang cenderung aktif.
– Gangguan tidur
Gangguan tidur seperti sleep apnea (henti napas saat tidur) merupakan masalah serius bagi anak-anak atau orang dewasa yang kelebihan berat badan. Sleep apnea bisa menyebabkan anak merasa lelah, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi, meski sudah tidur semalaman. Dalam jangka panjang, gangguan tidur yang ditandai dengan dengkuran ini dapat menyebabkan masalah jantung.
– Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras. Jika kondisi ini berlangsung lama, pembuluh darah yang menuju jantung dapat mengalami kerusakan.