Search for an article

Select a plan

Choose a plan from below, subscribe, and get access to our exclusive articles!

Monthly plan

$
13
$
0
billed monthly

Yearly plan

$
100
$
0
billed yearly

All plans include

  • Donec sagittis elementum
  • Cras tempor massa
  • Mauris eget nulla ut
  • Maecenas nec mollis
  • Donec feugiat rhoncus
  • Sed tristique laoreet
  • Fusce luctus quis urna
  • In eu nulla vehicula
  • Duis eu luctus metus
  • Maecenas consectetur
  • Vivamus mauris purus
  • Aenean neque ipsum
HomeKesehatanMengapa Gigi Bungsu Sering Menyebabkan Nyeri Saat Tumbuh?

Mengapa Gigi Bungsu Sering Menyebabkan Nyeri Saat Tumbuh?

Published on

spot_img


Berita Online – Apakah Anda pernah merasakan sakit tajam di bagian belakang rahang saat memasuki usia 20-an? Bisa jadi, itu adalah pertanda bahwa gigi bungsu Anda mulai muncul.

Proses tumbuhnya gigi ini seringkali disertai dengan rasa nyeri, terutama pada gigi bungsu di bagian bawah.

Baca juga: Mengenal Fungsi Gigi Bungsu

Apa itu gigi bungsu?

Menurut laman Health, gigi bungsu adalah istilah untuk molar ketiga yang berada di bagian paling belakang rahang, baik di atas maupun di bawah.

Gigi ini umumnya mulai tumbuh pada akhir masa remaja atau awal dewasa, sekitar usia 17 hingga 25 tahun.

Gigi bungsu adalah gigi terakhir yang muncul dan sering disebut sebagai “gigi geraham ketiga” atau wisdom teeth dalam bahasa Inggris.

Pada beberapa orang, gigi bungsu tumbuh dengan normal dan dapat berfungsi seperti gigi lainnya. Namun, dalam banyak kasus, gigi bungsu mengalami masalah saat tumbuh, seperti terimpaksi atau tumbuh miring, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau komplikasi lainnya.

Baca juga: Cara Mengatasi Infeksi Gigi Bungsu

Penyebab rasa nyeri saat gigi bungsu tumbuh

1. Impaksi gigi dan terbentuknya operkulum

Menurut College of Dental Medicine, salah satu penyebab utama nyeri pada gigi bungsu adalah impaksi, yaitu kondisi di mana gigi tidak dapat tumbuh sepenuhnya karena kurangnya ruang di rahang.

Gigi yang terimpaksi seringkali hanya muncul sebagian, meninggalkan lipatan gusi yang disebut operkulum. Lipatan ini dapat menjadi tempat penumpukan sisa makanan dan bakteri, yang berpotensi menyebabkan peradangan dan infeksi pada jaringan sekitar gigi bungsu.

2. Perikoronitis, peradangan pada gusi sekitar gigi bungsu

Perikoronitis adalah peradangan pada jaringan gusi yang menutupi sebagian gigi bungsu yang baru tumbuh. Kondisi ini sering terjadi pada gigi bungsu yang terimpaksi atau hanya tumbuh sebagian.

Menurut Cleveland Clinic, gejala perikoronitis meliputi nyeri hebat di sekitar gigi belakang, kemerahan dan pembengkakan gusi, serta keluarnya nanah. Jika tidak ditangani, perikoronitis dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius.

Baca juga: Apakah Operasi Gigi Bungsu Harus Bius Total?

3. Faktor risiko yang meningkatkan nyeri gigi bungsu

Mengutip dari Clove Dental, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri pada gigi bungsu, antara lain:

  • Kebersihan mulut yang buruk:

Keterbatasan akses untuk membersihkan area sekitar gigi bungsu yang terimpaksi dapat menyebabkan penumpukan plak dan bakteri, meningkatkan risiko peradangan.

Kepadatan gigi yang tinggi dapat membatasi ruang bagi gigi bungsu untuk tumbuh dengan benar, meningkatkan kemungkinan impaksi.

Baca juga: Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Gigi bungsu biasanya mulai tumbuh pada usia 17 hingga 21 tahun, periode di mana individu mungkin mengalami perubahan hormonal dan stres yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut.

Merokok dapat mengurangi aliran darah ke gusi, memperlambat proses penyembuhan, dan meningkatkan risiko infeksi.

Baca juga: Persiapan sampai Perawatan Pasca-operasi Gigi Bungsu



Latest articles

Kenali Pemicu Utama Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Tini Basowoko (70) telah beberapa kali mengalami serangan jantung....

Leptospirosis Langka Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Pemuda Iran

Berita Online - Seorang pria berusia 27 tahun dari Iran mengalami komplikasi parah...

Rumah Sakit Kapal PIS Jangkau Akses Kesehatan Masyarakat 3T di Papua

PIS bekerja sama dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) menyediakan layanan kesehatan terapung melalui...

Jangan Anggap Lelah Biasa, Ini Bedanya dengan Burnout yang Mengubah Otak

Berita Online – Merasa kelelahan setelah hari yang sibuk adalah hal yang biasa....

More like this

Kenali Pemicu Utama Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Tini Basowoko (70) telah beberapa kali mengalami serangan jantung....

Leptospirosis Langka Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Pemuda Iran

Berita Online - Seorang pria berusia 27 tahun dari Iran mengalami komplikasi parah...

Rumah Sakit Kapal PIS Jangkau Akses Kesehatan Masyarakat 3T di Papua

PIS bekerja sama dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) menyediakan layanan kesehatan terapung melalui...
Timur188 Menang Terus Gacor Terus