Berita Online – Seblak merupakan salah satu camilan yang sangat digemari oleh kalangan anak muda.
Makanan ini sebenarnya berasal dari tradisi Sunda, namun kini telah dikenal luas, terutama di antara mereka yang menyukai rasa pedas.
Bahan utama seblak adalah kerupuk yang direbus, dan bisa dilengkapi dengan tambahan seperti telur, bakso, sosis, ceker ayam, jamur, sayuran, serta mie.
Rasanya diperkaya dengan kencur dan penyedap, dengan kadar kepedasan yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing.
Meski demikian, seblak sering dianggap sebagai makanan yang kurang menyehatkan.
Terlebih setelah marak kasus beberapa remaja perempuan di Kabupaten Karawang yang mengalami anemia akibat kebiasaan mengonsumsi seblak pada awal tahun ini.
Lalu, bagaimana pandangan para ahli medis? Berikut ulasan dari beberapa dokter yang dirangkum oleh Berita Online.
Baca juga: Konsumsi Seblak Secara Teratur Bisa Mengakibatkan Gagal Ginjal, Pahami Faktor Risikonya
Apakah seblak benar-benar makanan tidak sehat?
Dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, mengonfirmasi bahwa seblak dapat digolongkan sebagai makanan yang tidak sehat.
Menurut Nurul, hal ini disebabkan oleh bahan utamanya yaitu tepung, yang termasuk dalam karbohidrat sederhana.
“Selain itu, seblak juga mengandung kadar lemak yang tinggi. Bumbunya pun memiliki aroma yang cukup tajam,” jelas Nurul kepada Berita Online pada Sabtu (26/4/2025).
Jika dikonsumsi secara berlebihan, Nurul mengingatkan bahwa seblak berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan, seperti gastritis dan radang usus.
“Karena bumbunya yang kuat dan penggunaan penyedap rasa,” tambahnya.
Mempertimbangkan risiko tersebut, Nurul menyarankan agar seblak dikonsumsi sesekali saja.
“Disarankan untuk mengonsumsi seblak sesedikit mungkin dan lebih memilih makanan lain yang lebih bergizi,” imbuhnya.
Baca juga: 20 Jenis Makanan Berkalori Tinggi yang Kurang Sehat dan Perlu Diwaspadai
Seblak dapat diolah menjadi makanan yang lebih sehat