More
    HomeKesehatanKenali Gejalanya dan Langkah Penanganan yang Tepat

    Kenali Gejalanya dan Langkah Penanganan yang Tepat

    Published on

    spot_img


    Berita Online – Fenomena cuaca ekstrem di kawasan pegunungan tinggi kini menjadi fokus utama bagi para pendaki, mengingat bahaya hipotermia yang bisa mengancam nyawa mereka.

    Hipotermia terjadi saat suhu tubuh seseorang turun hingga di bawah 35 derajat Celsius akibat terpapar suhu dingin dalam waktu yang lama.

    Dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025), Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan Sp.PD, menjelaskan bahwa tanda-tanda hipotermia bisa beragam tergantung tingkat keparahannya.

    Baca juga: 10 Penyebab Badan Menggigil Kedinginan, Tak Hanya Flu

    Gejala hipotermia ringan (suhu tubuh 32-35 derajat Celcius) antara lain tubuh menggigil, kulit tampak pucat dan dingin, bicara menjadi lambat atau tidak jelas, serta detak jantung dan pernapasan yang sedikit meningkat.

    Menurut dr. Faisal, penderita hipotermia ringan juga bisa mengalami kebingungan ringan dan kesulitan fokus.

    Untuk hipotermia yang lebih parah, seperti pada suhu tubuh 28-32 derajat Celcius, gejala yang muncul bisa lebih serius.

    Pada hipotermia sedang, menggigil mungkin mulai berkurang atau bahkan berhenti karena tubuh kehilangan kemampuan untuk menghasilkan panas. Detak jantung dan pernapasan melambat, otot melemah, dan koordinasi tubuh menjadi terganggu.

    Kesulitan berjalan, disorientasi, serta perilaku tidak biasa seperti melepas pakaian meski merasa kedinginan, juga bisa terjadi.

    Lebih parah lagi, hipotermia berat yang terjadi saat suhu tubuh di bawah 28 derajat Celcius dapat membuat penderita tidak sadar dan mengalami gangguan pada irama jantung.

    “Pernapasan dan detak jantung sangat melambat atau sulit dideteksi, serta pupil melebar dan tidak merespons terhadap cahaya,” tambahnya.

    Dalam situasi darurat seperti ini, dr. Faisal menyarankan agar langkah pertama adalah memindahkan pendaki ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju.

    Baca juga: 15 Gejala Heatstroke dan Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

    “Jika ada tenda, segera bawa orang tersebut masuk ke dalamnya. Jika tidak ada tempat berlindung, gunakan tas atau benda lain sebagai penghalang dari angin,” katanya.

    Jika pakaian pendaki basah, dr. Faisal menekankan pentingnya menggantinya dengan pakaian yang kering.

    “Jika tidak ada pakaian ganti, bungkus tubuhnya dengan jaket atau sleeping bag,” ujarnya.

    Selain itu, penggunaan selimut darurat dan kompres hangat juga bisa membantu menjaga suhu tubuh dan mempercepat pemulihan.



    Latest articles

    Alasan Warga Indonesia Gencar Berobat ke Negeri Jiran

    Walaupun pemerintah terus giat membangun rumah sakit berkelas tinggi...

    Presiden Prabowo Soroti Banyaknya WNI Berobat ke Luar Negeri

    Bali: Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka...

    TBC Bisa Menyerang Otak dan Organ Vital, Ini Bentuk-bentuk TBC yang Paling Berbahaya

    Berita Online – Tuberkulosis (TBC) selama ini dikenal sebagai penyakit yang menyerang paru-paru. Namun,...

    Kisah Slamet Tetap Bugar Meski Menderita Diabetes

    Haji Slamet Haryanto, pada usia 77 tahun, masih bisa...

    More like this

    Alasan Warga Indonesia Gencar Berobat ke Negeri Jiran

    Walaupun pemerintah terus giat membangun rumah sakit berkelas tinggi...

    Presiden Prabowo Soroti Banyaknya WNI Berobat ke Luar Negeri

    Bali: Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka...

    TBC Bisa Menyerang Otak dan Organ Vital, Ini Bentuk-bentuk TBC yang Paling Berbahaya

    Berita Online – Tuberkulosis (TBC) selama ini dikenal sebagai penyakit yang menyerang paru-paru. Namun,...
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus