Berita Online – Kejadian kematian tiba-tiba saat berlari sering kali dikaitkan dengan serangan jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah.
Akan tetapi, menurut dr. Makhyan Jibril Al Farabi, Sp.JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, tidak semua kasus henti jantung mendadak saat olahraga disebabkan oleh hal tersebut.
“Terkadang orang mengira semua serangan jantung terjadi karena penyumbatan. Padahal, penyebabnya bisa juga berasal dari gangguan irama jantung seperti fibrilasi ventrikel, yang dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak,” ujar Jibril dalam siaran Instagram Kementerian Kesehatan RI, yang ditayangkan pada Senin (7/7/2025).
Baca juga: Sering Dianggap Masuk Angin, Ini Gejala Penyakit Jantung yang Sering Terabaikan
Gangguan irama jantung dapat sebabkan henti jantung
Jibril menjelaskan bahwa fibrilasi ventrikel adalah kondisi di mana irama jantung menjadi tidak teratur dan tidak mampu memompa darah dengan efektif. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berakibat pada henti jantung dan kematian.
“Kondisi ini bisa terjadi tiba-tiba pada seseorang yang sebelumnya terlihat sehat, tanpa gejala yang jelas. Ketika fibrilasi ventrikel terjadi, jantung tidak bisa memompa darah dan akhirnya berhenti,” jelasnya.
Serangan jantung yang disebabkan oleh gangguan kelistrikan seperti ini dapat muncul tanpa adanya keluhan nyeri dada atau sesak napas sebelumnya.
Baca juga: Nyeri Dada Saat Naik Tangga? Waspadai Tanda Awal Penyakit Jantung
Dapat terjadi pada usia muda
Lebih lanjut, Jibril menyatakan bahwa kematian mendadak saat berlari juga bisa terjadi pada pelari yang masih muda.
Penyebabnya bukan karena penyumbatan, melainkan karena kelainan otot atau kelistrikan jantung yang bersifat bawaan atau genetik.
“Kematian mendadak dapat terjadi pada usia muda jika terdapat kelainan otot jantung seperti hipertrofi, kelainan struktur jantung, atau kelainan genetik lainnya,” katanya.
Kondisi ini sering kali tidak terdeteksi tanpa pemeriksaan medis, sehingga penting untuk mengetahui riwayat keluarga dan gejala yang mungkin muncul, seperti berdebar, sesak napas, atau pingsan saat beraktivitas.
Baca juga: Serangan Jantung di Usia 24 Tahun, Dokter Sebut Merokok Tiga Bungkus Sehari Sebagai Pemicu
Untuk mengurangi risiko, Jibril menyarankan agar setiap orang yang berencana melakukan aktivitas fisik berat seperti lari jarak jauh melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu, terutama pemeriksaan jantung.
“Pemeriksaan jantung sebelum olahraga berat sangat penting, misalnya dengan EKG dan echocardiography. Terutama jika ada riwayat keluarga yang meninggal secara mendadak, atau jika ada gejala seperti nyeri dada, napas pendek, dan jantung berdebar,” kata Jibril.
Ia menegaskan bahwa olahraga tetap bermanfaat bagi kesehatan, namun kewaspadaan terhadap kondisi tubuh tidak boleh diabaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Berita Online WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.