More
    HomeKesehatanMalaria Jadi Tantangan Kesehatan di Indonesia

    Malaria Jadi Tantangan Kesehatan di Indonesia

    Published on

    spot_img


    Ilustrasi. Foto: Medcom

    Jakarta: Malaria tetap menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya di daerah endemis. Penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina ini dapat berubah dari gejala ringan menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan cepat.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSPI Sulianti Saroso, dr. Rizka Zainuddin, menekankan bahwa malaria bukanlah penyakit biasa seperti flu atau batuk. “Gejala klinisnya bervariasi, mulai dari demam dan menggigil ringan, hingga kondisi parah seperti kulit menguning, gagal ginjal, gagal hati, hingga penurunan kesadaran,” ujar Rizka seperti dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 14 Juni 2025.

    Ada beberapa faktor yang membuat malaria masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia, salah satunya adalah sulitnya diagnosis. Pada tahap awal, gejala malaria bisa mirip dengan penyakit lain, sehingga risiko salah diagnosis cukup tinggi.

    Malaria juga tidak tersebar merata di seluruh Indonesia. Penyakit ini lebih banyak ditemukan di daerah endemis tertentu, terutama di wilayah timur seperti Papua, yang memiliki tingkat endemisitas tertinggi.

    Hal ini terkait dengan habitat nyamuk Anopheles betina yang cenderung berkembang biak di daerah dengan sanitasi buruk dan banyak genangan air. Oleh karena itu, faktor lingkungan, kondisi geografis, dan akses layanan kesehatan menjadi sangat penting dalam penyebaran dan penanganan malaria.
    Di Indonesia, malaria sering dianggap mirip dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) karena sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk. Namun, jenis nyamuk dan penyebaran keduanya sangat berbeda.

    DBD disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang bisa ditemukan di berbagai daerah, termasuk kota besar seperti Jakarta. Sementara malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina, yang lebih banyak ditemukan di wilayah tertentu seperti Papua dan Nusa Tenggara.

    Gejala utama DBD adalah demam tiba-tiba disertai nyeri otot, mual, dan pendarahan. Pengobatan DBD berfokus pada hidrasi dan pemantauan kondisi pasien untuk mencegah syok. Di sisi lain, gejala utama malaria adalah demam disertai menggigil hebat, berkeringat, dan demam tinggi hingga 40°C, yang bisa berkembang menjadi anemia parah dan gagal organ.
    Gejala awal malaria tidak khas. Pasien umumnya mengalami demam tinggi, menggigil hebat, berkeringat banyak, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas.

    Namun, pada kasus yang parah, malaria dapat menyebabkan gejala lanjutan seperti kulit dan mata menguning (ikterus), anemia akibat pecahnya sel darah merah, penurunan kesadaran, gagal ginjal, atau gagal hati.

    “Parasit Plasmodium menyerang sel darah merah dan menyebabkan sel tersebut pecah. Ini yang membuat pasien malaria sering mengalami anemia hingga gangguan organ,” jelas dr. Rizka.

    Jenis Plasmodium di Indonesia juga beragam, termasuk Plasmodium vivax, ovale, malariae, dan falciparum. Pengobatan untuk masing-masing jenis parasit ini berbeda.
    Salah satu masalah besar dalam penanganan malaria saat ini adalah resistensi terhadap obat. Tidak semua pasien merespons pengobatan standar, terutama di daerah endemis tinggi.

    Hal ini membuat proses pengobatan menjadi lebih rumit dan memerlukan pemantauan ketat dari tenaga medis.

    “Pada beberapa kasus, kita tidak bisa lagi menggunakan obat standar karena tidak efektif. Ini bisa memperburuk kondisi pasien,” terang dr. Rizka.

    Mengingat malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk, upaya pencegahan sangat penting. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain menggunakan kelambu saat tidur, memakai obat antinyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari genangan air, dan melakukan deteksi dini saat gejala muncul.

    “Menjaga sanitasi lingkungan adalah kunci utama. Kita perlu mencegah nyamuk berkembang biak dengan memastikan tidak ada air yang menggenang,” ujar dr. Rizka.

    Latest articles

    Indonesia Punya Rumah Sakit Berstandar Global, Nggak Perlu Lagi Berobat ke Luar Negeri!

    RS Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kota Denpasar, Bali. Foto: dok...

    Prabowo Minta Erick Thohir Perbanyak KEK Kesehatan

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan KEK Kesehatan Sanur dan BIH di Denpasar,...

    Vaksin HPV untuk Anak Laki-laki: Strategi Cerdas Bebas Kanker

    KEBIJAKAN Kementerian Kesehatan RI yang mulai memberikan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak...

    Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat, Industri Farmasi Gencar Edukasi Kesehatan

    PT Dexa Medica, perusahaan farmasi swasta, terus memperluas jangkauan program pemeriksaan kesehatan gratis....

    More like this

    Indonesia Punya Rumah Sakit Berstandar Global, Nggak Perlu Lagi Berobat ke Luar Negeri!

    RS Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kota Denpasar, Bali. Foto: dok...

    Prabowo Minta Erick Thohir Perbanyak KEK Kesehatan

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan KEK Kesehatan Sanur dan BIH di Denpasar,...

    Vaksin HPV untuk Anak Laki-laki: Strategi Cerdas Bebas Kanker

    KEBIJAKAN Kementerian Kesehatan RI yang mulai memberikan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak...
    Timur188 Menang Terus Gacor Terus