Kepala BPOM Taruna Ikrar pada acara Indonesian Pharmacy Expo & Conference (IPEC) 2025. Dok. IPEC
Jakarta: Tantangan dalam layanan kesehatan dasar di Indonesia memerlukan kontribusi yang lebih besar dari apoteker dalam sistem pelayanan yang berfokus pada pasien. Tingginya ketergantungan masyarakat pada pengobatan sendiri, kurangnya akses informasi tentang obat, serta minimnya kerjasama antarprofesi menjadikan peran apoteker sangat vital dalam menguatkan sistem kesehatan nasional.
Sebagai tenaga kesehatan yang sering menjadi kontak pertama bagi pasien, apoteker menghadapi dua tantangan sekaligus: meningkatkan keahlian sekaligus membangun kepercayaan masyarakat. Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan bahwa hal ini hanya dapat diatasi melalui kepercayaan diri dan kesiapan secara profesional.
“Saya mendorong para apoteker untuk lebih percaya diri, mengingat mereka merupakan aktor penting dalam keberhasilan sistem kesehatan kita,” kata Taruna Ikrar, sebagaimana dikutip pada Senin, 26 Mei 2025.
Baca juga: Nurhadi Dorong Penggunaan Alat Dapur Produksi Lokal untuk MBG
Topik ini menjadi salah satu fokus utama dalam forum Indonesian Pharmacy Expo & Conference (IPEC) 2025 yang diselenggarakan di Jakarta. Lebih dari 1.200 apoteker, pembuat kebijakan, akademisi, dan pelaku industri berkumpul untuk menjawab satu kebutuhan mendesak: kerjasama lintas sektor untuk mendorong transformasi layanan kesehatan.
Kerjasama tersebut tidak hanya mencakup penyelarasan kurikulum pelatihan, tetapi juga upaya memperkuat posisi apoteker dalam sistem pelayanan yang berbasis pencegahan. Dalam konteks ini, literasi farmasi menjadi pintu masuk untuk membangun pelayanan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Peningkatan pemahaman obat di kalangan tenaga kesehatan maupun masyarakat dianggap sebagai langkah yang tidak bisa dihindari. Hal ini dinyatakan oleh Imanuel Enrico, Ketua Panitia IPEC 2025 sekaligus Direktur LPP SwipeRx—sebuah lembaga pelatihan kefarmasian yang terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan dan bagian dari platform komunitas farmasi regional di Asia Tenggara.
“Lebih dari 1.200 peserta dan antusiasme yang tinggi pada IPEC 2025 membuktikan bahwa masa depan farmasi Indonesia sedang kita bangun bersama,” ujarnya.
Diskusi mengenai tata kelola farmasi dan perluasan peran apoteker kini menjadi bagian dari agenda strategis dalam reformasi layanan kesehatan. Apoteker tidak lagi sekadar penyedia obat, tetapi juga berperan sebagai pendidik, konsultan terapi, hingga mitra dalam pengambilan keputusan medis di tingkat komunitas.