Murid Sekolah Dasar. Dok Media Indonesia.
Jakarta: Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwen mengungkapkan kekecewaannya atas ancaman terhadap kemandirian profesi dokter anak di Indonesia. Hal ini terutama mengkhawatirkan mengingat masih rendahnya standar layanan kesehatan anak.
“Kami sangat membutuhkan dokter-dokter hebat untuk negeri ini, khususnya untuk anak-anak kita,” ujar Felly saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi IX DPR bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.
Ia menekankan masih banyak tantangan terkait kesehatan anak-anak Indonesia. Selain itu, pasokan obat-obatan yang dibutuhkan pun masih terbatas.
“Bahkan, karena harganya yang terlalu tinggi, obat-obatan tersebut sangat langka, padahal sangat dibutuhkan. Masalahnya sangat kompleks!” tegasnya.
Anggota Dewan dari Partai NasDem yang mewakili Daerah Pemilihan Sulawesi Utara itu menjelaskan, sebaiknya berbagai masalah yang muncul dapat dilaporkan lebih awal agar bisa segera ditangani. Hal ini penting untuk mencegah masalah berkepanjangan yang dapat berdampak buruk pada kualitas layanan kesehatan anak.
“Kasus-kasus yang muncul mulai dari Semarang, Sumatra, hingga rumah sakit. Masalah tersebut hanya sedikit terungkap, mengapa baru sekarang? Padahal ini sudah terjadi sejak Desember 2024, mengapa baru diangkat pada bulan Mei, apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya.
Menurutnya, permasalahan tersebut harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Kembali lagi pada aturan yang ada, namun dasar hukum yang disampaikan kepada kami sudah lengkap sesuai undang-undang. Tidak ada kesalahan di sana, semuanya sudah tercantum. Kita tinggal melihat Peraturan Pemerintah-nya seperti apa? Kami tentu akan meninjau kembali. Kami tidak ingin ini terjadi lagi,” jelasnya.